Semangat muda upacara bendera desa Selokaton



Semakin berkembangnya zaman dengan segala fasilitas dan kemegahan serta kemudahan dalam melakukan berbagai hala kadang membuat kita menjadi manusia yang pemalas serta terjerumus dalam dunia yang  hedonis terlebih dengan pengaruh kebudayaan dari negara-negara asing yang menyerang kalangan muda yang merupakan ujung tombak dari masadepan suatu bangsa, dan efek dari budaya hedonis itu membuat anak-anak muda zaman sekarang menjadi generasi yang minim akan jiwa-jiwa nasionalisme serta minim akan pengetahuan sejarah bangsa dan menghormati jasa para pejuang bangsa.


Namun kita masih bisa bersukur karena masih ada generasi-generasi muda kita yang masih mau peduli dan peka akan jiwa nasionalisme walupun di tunjukan dengan cara yang simpel dan sederhana bagi sebagian orang seperti yang terjadi di desa Selokaton Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal dimana para kaum muda membaur dengan pemerintah desa membuat acara upacara bendera untuk memperingati hari kemerdekaan negara kita republik indonesia yang 70 tahun dengan konsep yang unik dan menarik sehingga memberi kesan dan pesan tersendiri bagi masyarakat desa Selokaton dimana para peserta upacara mengunakan kostum yang unik mulai dari kostum para petani,abdi negara dan kaum jawa keraton.

Bahkan upacara hari peringatan kemerdekaan ini sampai di liput oleh salah satu setasiun televisi nasional dan surat kabar lokal apabila di pikir kembali mungkin kegiatan ini sudah biasa dan sering di lakukan oleh masyarakat indonesia ketika menyambut hari jadi kemerdekaan namun yang perlu kita apresiasi ialah semangat nasionalisme dan semangat dari masyarakat serta para kaum muda desa selokaton yang mau untuk menyempatkan untuk mengikuti upacara bendera untuk memperingati kemerdekaan dimana ketika upacara kemerdekaan biasanya hanya dilakukan di instansi-instansi negara dan sekolah tapi hari ini kita masih bisa bersukur karena masih ada masyarakat dan kaum muda  yang peduli serta berperan aktif dalam melaksanakan upacara hari kemerdekaan. semoga apa yang terjadi di desa selokaton dapat menjadi suatu contoh untuk desa-desa yang lain di indonesia agar para kaum muda mau peka dan akan nasionalisme sehingga kelak di indonesia ketika peringatan hari kemerdekaan setiap desa dapat melaksanakan upacara bendera yang di pelopori mereka kaum muda serta untuk sejenak mengenang perjuangan para pejuang bangsa yang telah berjuang demi bumi pertiwi sehingga kita dapat merasakan suatu kemerdekaan.

Prosesi Upacara #1

Prosesi Upacara #2
  
Prosesi Upacara #3 
Prosesi Upacara #4

Karena bangsa yang besara ialah bangsa yang memiliki sejarah yang kuat serta bangsa yang mampu menghormati dan menghargai para pejuang bagsa.

POLINDES

Bidan yang bertanggung jawab Ny Inawati Amd.keb 
Nomor Surat Izin Praktek Bidan 180/2927/SIPB/XI/2008. 
Penanggung jawab PKD Bapak Kepala Desa.

Fasilitas yang tersedia : Timbangan, Pengukur Tinggi Badan, Bad periksa, Tensi Raksa, Kursi Plastik, meja.Jumlah bidan desa 1

KEBUN JAMBU MERAH

Jambu biji ini memiliki nama latin psidium guajava I. Jambu biji ini berasala dari daratan Amerika yakni Brazilia. Jambu biji ini memiliki kandungan vitamin, yaitu vitamin c dan vitamin a dengan kadar yang tinggi. Mengandung 8% gula dan juga brkhasiat sebagai obat – obatan tradisional.

KELOMPOK TANI IKAN MINA MAKMUR

    Pada kesempataan kali ini kami akan sedikit membahas tentang kelompok Tani Ikan desa Selokaton yang diberi nama “Mina Makmur”
       
       Kelompok tani ikan ini beranggotakan kurang lebih 35 orang yang mana semua anggota ini warga desa Selokaton. dan diketuai oleh bapak Surahim.
Awal berdirinya kelompok ikan ini adalah karna warga desa selokaton yang ingin memaksimalkan potensi yang ada di desa. Salah satu yang dipilih adalah dengan ternak ikan. Karena alasan inilah

PETERNAKAN SAPI SELO MAKMUR


     Sapi adalah hewan ternak anggota suku Bovidae anak suku Bovinae yang memiliki nama binominal Bos Taurus yang menjadi alternatif pilihan masyarakat desa Selokaton untuk di ternakkan.
Peternakan ini didirikian dengan dana sebesar 340 Juta yang berasal dari dana hibah dan juga bantuan pemerintah provinsi pada tahun 2006. Pada awal berdirinya, peternakan ini memiliki 35 ekor lembu